Plasenta
adalah masaa yang bulat dan datar. Permukaan maternal plasenta berwarna
antara kebiruan dan kemerahan, serta tersusun dari lobus-lobus. Pada
plasenta bagian maternal inilah terjadi pertukaran darah janin dan
maternal. Pertukaran ini berlangsung tanpa terjadi percampuran antara
darah maternal dan darah janin. Permukaan plasenta pada fetal memiliki
karakteristik halus, berwarna putih, mengkilap, dan pada permukaannya
dapat dilihat cabang vena dan arteri umbilikalis. Duaselaput ketuban
yang melapisi permukaan fetal adalah korion dan amnion, yang memanjang
sampai ujung bagian luar kantong yang berisi janin dan cairan amnion.
Tali
pusat membentang dari umbilicus janin sampai ke permukaan fetal
plasenta umumnya memiliki panjang sekitar 56 cm. tali pusat ini
mengandung tga pembuluh darah : dua arteri yang berisi darah kotor janin
menuju plasenta dan satu vena yang mengandung oksigen menuju janin.
Pemisahan
plasenta di timbulkan dari kontraksi dan retraksi miometrium sehingga
mempertebal dinding uterus dan mengurangi ukuran area plasenta. Area
plasenta menjadi lebih kecil sehingga plasenta mulai memisahkan diri
dari dinding uterus karena plasenta tidak elastis seperti uterus dan
tidak dapat berkontraksi atau beretraksi. Pada area pemisahan, bekuan
darah retroplasenta terbentuk. Berat bekuan darah ini menambah tekanan
pada plasenta dan selanjutnya membantu pemisahan.
Kontraksi
uterus yang selanjutnya akan melepaskan keseluruhan plasenta dari
uterus dan mendorongnya keluar vagina disertai dengan pengeluaran
selaput ketuban dan bekuan darah retroplasenta.
Ada 2 metode untuk pelepasan plasenta yang sebagai berikut:
1. Metode schulze
Metode
yang lebih umum terjadi, plasenta terlepas dari satu titik dan merosot
ke vagina melalui lubang dalam kantong amnion, permukaan fetal plasenta
muncul pada vulva dengan selaput ketuban yang mengikuti dibelakang
seperti payung terbalik saat terkelupas dari dinding uterus. Permukaaan
maternal plasenta tidak terlihat dan bekuan darah berada dalam kantong
yang terbalik, kontraksi dan retraksi otot uterus yang menimbulkan
pemisahan plasenta juga menekan pembuluh darah dengan kuat dan
mengontrol perdarahan. Hal tersebut mungkin terjadi karena ada serat
otot oblik dibagian atas segmen uterus.
2. Metode matthews ducan
Plasenta
turun melalui bagian samping dan masuk vulva dengan pembatas lateral
terlebih dahulu seperti kancing yang memasuki lubang baju, bagian
plasenta tidak berada dalam kantong. Pada metode ini, kemungkinan
terjadinya bagian selaput ketuban yang tertinggal lebih besar karena
selaput ketuban tersebut tidak terkelupas semua selengkap metode
schultze. Metode ini adalah metode yang berkaitan dengan plasenta letak
rendah di dalam uterus. Proses pelepasan berlangsung lebih lama dan
darah yang hilang sangat banyak (karena hanya ada sedikit serat oblik
dibagian bawah segmen).
Fase pengeluaran plasenta adalah sebagai berikut.
1. KUSTNER
Dengan
meletakkan tangan disertai tekanan pada atau diatas simpisis, tali
pusat ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti plasenta sudah
lepas, tetapi bila diam atau maju berarti plasenta sudah lepas.
2. KLEIN
Sewaktu
ada his, rahim didorong sedikit, bila tali pusat kembali berarti
plasenta belum lepas, tetapi bila diam turun berarti plasenta sudah
lepas.
3. STRASSMAN
Tegangkan
tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti
plasenta belum lepas, tetapi bila tidak bergetar plasenta sudah lepas.
Normalnya,
pelepasan plasenta ini berkisar ¼ - ½ jam sesudah bayi lahir, namun
bila terjadi banyak perdarahan atau bila pada persalinan sebelumnya ada
riwayat perdarah postpartum, maka tidak boleh menunggu, sebaliknya
plasenta dikeluarkan dengan tangan. Selain itu, bila perdarahan sudah
lebih dari 500 cc atau satu nierbeken, sebaiknya plasenta langsung
dikeluarkan.
Tanda-tanda pelepasan plasenta adalah sebagai berikut2:
· Perubahan bentuk dan tinggi uterus
Setelah
bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk
bulat penuh dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat. Setelah uterus
berkontraksi dan plasenta terdorong kebawah, uterus berbentuk segitiga
arau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada di atas pusat
(seringkali mengarah ke sisi kanan).
· Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat manjulur keluar melalui vulva (tanda Ahfeld)
· Semburan darah tiba-tiba dan singkat.
Darah
yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta
keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah
(retroplacental pooling) dalam ruang diantara dinding uterus dan
permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas penampungnya maka darah
tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.
Pemberian suntikan oksitosin dan langkah-langkahnya
Oksitosin 10 IU secara IM dapat diberikan dalam 1 menit setelah bayi
lahir dan dapat diulangi setelah 15 menit jika plasenta belum lahir.
Berikan oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 bawah paha kanan bagian
luar.
1. Letakkan
bayi baru lahir diatas kain bersih yang telah disiapkna di perut bawah
ibu dan minta ibu atau pendampingnya untuk membantu memegang bayi
tersebut.
2. Pastikan tidak ada bayi lain di dalam uterus (undiagnose twin)
3. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik
4. Segera
dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir suntikan oksitosin 10 unit IM
pada 1/3 bagian atas paha bagian luar (aspektus lateralis)
5. Melakukan tindakan penjepitan dan pemotongan tali pusat.
6. Mempersiapkan bayi untuk Inisiasi Menyusui Dini.
7. Tutup kembali bagian vawah ibu dengan kain bersih.
Penegangan tali pusat terkendali
1. Berdiri di samping ibu.
2. Tempatkan
klem pada ujung tali pusat ±5 – 10 cm dari vulva, memegang tali pusat
dari jarak dekat untuk mencegah avulasi pada tali pusat.
3. Letakan
tangan pada dinding abdomen ibu (beralaskan kain) tepat diatas simfisi
pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus dan menahan
uterus pada saat melakukan penegangan pada tali pusat. Setelah terjadi
kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat dengan satu tangan yang lain
pada dinding abdomen menekan uterus kearah lumbal dan kepala ibu (dorso
kranial). Lakukan secara hati-hati untuk mencegah terjadinya inversio
uteri.
4. Bila
plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali
(sekitar 2 atau 3 menit berselang) untuk mengulangi lagi penegangan tali
pusat terkendali.
5. Lahirkan
plasenta dengan penegangan yang lembut dan keluarkan plasenta dengan
gerakan kebawah dan keatas mengikuti jalan lahir. Ketika plasenta muncul
dan keluarkan dari dalam vulva , kedua tangan dapat memegang plasenta
searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
Rangsangan Taktil (Masase) fundus uteri
Segera seletah plasenta dan selaput dilahirkan, dengan perlahan tetapi
kukuh lakukan masase uterus dengan cara menggosok uterus pada abdomen
dengan gerakan melingkar untuk menjaga agar uterus tetap keras dan
berkontraksi dengan baik serta untuk mendorong setiap gumpalan darah
agar keluar.
Sementara tangan kiri melakuakan masase uterus, periksalah plasenta
dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa kotiledon dan membran sudah
lengkap (seluruh lobus di bagian maternal harus ada dan bersatu / utuh,
tidak boleh ada ketidakteraturan pada bagian pinggir-pinggirnya, jika
hal tersebut ada., berarti menandakan ada sebagian fragmen plasenta
yang tertinggal).
Pemeriksaan kelengkapan plasenta sangatlah penting sebagai tindakan
antisipasi apabila ada sisa plasenta baik bagian kotiledon ataupun
selaputnya. Penolong haruslah memastikan betul plasenta dan selaputnya
betul-betul utuh (lenkap), periksalah sis maternal (yang melekat pada
dinding uterus) dan sisi fetal (yang mengahadap ke bayi).
Untuk memastikan apakah ada lobus tambahan , serta selaput plasenta dengan cara menyatukan kembali selaputny
thank's teman .. bahan nya sangat bermanfaat
BalasHapus